Menara BTS |
Mataram, 19/4 (ProDaring)- Kementerian Komunikasi dan Informatika RI merencanakan membangun ribuan menara BTS (base transceiver station) disemua desa se-Indonesia untuk meratakan akses internet di daerah 3T yakni, tertinggal, terdepan dan terluar.
"BTS ini penting untuk komunikasi masyarakat dan sampai saat ini masih ada 5.000 desa di seluruh Indonesia yang belum terjangkau sinyal BTS," kata Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian Kominfo Anang Latif di Mataram, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan Anang Latif saat berkunjung bersama belasan orang anggota DPR RI Komisi I untuk memantau proses pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK), sekaligus melihat pelaksanaan program pemasangan jaringan internet gratis di SMAN 1 Janapria yang dilaksanakan oleh BAKTI Kominfo pada Kamis (12/4).
Dikatakan, dari 5.000 titik pembangunan menara BTS yang direncanakan itu termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), sebab disetiap provinsi pasti ada.
"Untuk data pastinya saya belum rinci, tapi kami memastikan semua provinsi termasuk Pulau Jawa tetap menjadi prioritas," katanya.
Akan tetapi, lanjutnya, dalam proses pembangunannya dilakukan secara bertahap yakni mana yang akan dibangun 2018, awal 2019 dan akhir 2019. Selama proses pembangunan menara BTS, BAKTI aktif berkoordinasi dengan anggota DPR RI Komisi I dan anggora DPRD tingkat provinsi, kabupaten/kota di masing-masing wilayah.
"Pembangunan BTS di daerah 3T ini di luar dana desa. Sumber anggarannya dari konstribusi operator," katanya.
Lebih jauh Anang mengatakan, ribuan desa yang belum terjangkau sinyal BTS itu menjadi tugas pemerintah bagaimana 5.000 desa yang belum ada sinyal BTS tersebut ada BTS dengan membangun BTS-BTS baru.
BTS-BTS baru itu akan dibangun dimana lokasi operator secara bisnis tidak masuk dan tidak menarik buat mereka, sehingga Kominfo dengan menggunakan dana USO (universal service obligation), digunakan untuk mengambangkan BTS-BTS baru.
"Kami menargetkan akhir tahun 2019, semua desa sudah terlayani fasilitas akses telekomunikasi melalui pembangunan menara BTS," katanya.
Menurut Anang, untuk dapat menentukan lokasi pembangun BTS baru tersebut pihaknya sudah memiliki data base sinyal seluler yang menjangkau daerah mana saja. Dari data base itu, BAKTI melakukan analisa menggunakan peta digital sehingga tahu mana desa-desa yang belum memiliki sinyal seluler.
"Bahkan kita bisa tahu dimana tempat-tempat untuk membangun menara melalui peta digital," katanya.
"BTS ini penting untuk komunikasi masyarakat dan sampai saat ini masih ada 5.000 desa di seluruh Indonesia yang belum terjangkau sinyal BTS," kata Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian Kominfo Anang Latif di Mataram, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan Anang Latif saat berkunjung bersama belasan orang anggota DPR RI Komisi I untuk memantau proses pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK), sekaligus melihat pelaksanaan program pemasangan jaringan internet gratis di SMAN 1 Janapria yang dilaksanakan oleh BAKTI Kominfo pada Kamis (12/4).
Dikatakan, dari 5.000 titik pembangunan menara BTS yang direncanakan itu termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), sebab disetiap provinsi pasti ada.
"Untuk data pastinya saya belum rinci, tapi kami memastikan semua provinsi termasuk Pulau Jawa tetap menjadi prioritas," katanya.
Akan tetapi, lanjutnya, dalam proses pembangunannya dilakukan secara bertahap yakni mana yang akan dibangun 2018, awal 2019 dan akhir 2019. Selama proses pembangunan menara BTS, BAKTI aktif berkoordinasi dengan anggota DPR RI Komisi I dan anggora DPRD tingkat provinsi, kabupaten/kota di masing-masing wilayah.
"Pembangunan BTS di daerah 3T ini di luar dana desa. Sumber anggarannya dari konstribusi operator," katanya.
Lebih jauh Anang mengatakan, ribuan desa yang belum terjangkau sinyal BTS itu menjadi tugas pemerintah bagaimana 5.000 desa yang belum ada sinyal BTS tersebut ada BTS dengan membangun BTS-BTS baru.
BTS-BTS baru itu akan dibangun dimana lokasi operator secara bisnis tidak masuk dan tidak menarik buat mereka, sehingga Kominfo dengan menggunakan dana USO (universal service obligation), digunakan untuk mengambangkan BTS-BTS baru.
"Kami menargetkan akhir tahun 2019, semua desa sudah terlayani fasilitas akses telekomunikasi melalui pembangunan menara BTS," katanya.
Menurut Anang, untuk dapat menentukan lokasi pembangun BTS baru tersebut pihaknya sudah memiliki data base sinyal seluler yang menjangkau daerah mana saja. Dari data base itu, BAKTI melakukan analisa menggunakan peta digital sehingga tahu mana desa-desa yang belum memiliki sinyal seluler.
"Bahkan kita bisa tahu dimana tempat-tempat untuk membangun menara melalui peta digital," katanya.
Comments
Post a Comment