Skip to main content

Cara Browsing di Internet Tanpa Terlacak Melindungi Privasi | Diego Murdani

Kontroversi Wacana Dosen Asing


Jakarta, 18/4 (ProDaring) - Dunia pendidikan nasional saat ini sedang berbangga karena terdapat sejumlah peristiwa di mana pelajar asal Indonesia berhasil memenangkan kompetisi tingkat internasional dalam ajang yang digelar di sejumlah negara luar negeri.

Contohnya, tim santri dari Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) Malang, Jawa Timur, berhasil merebut Juara I lomba debat bagi penutur asing di 4th International School Arabic Debating Championship, 7-11 April 2018.

Tim yang terdiri atas Aftina Zakiya Wafda, Shofiah Ahmad Dzaky, Nuriya Lailatus Sakinah dan Aqidatul Izza itu berhasil melawan Pakistan dalam final yang digelar di Doha, ibukota negara Qatar tersebut.

Selain santri IIBS Malang, ada juga Mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Bandung, Priscilla Daniego Pahlawan (30) yang meraih juara kedua lomba karya ilmiah tingkat Asia di "Global Clinical Case Contest 2017/2018" di Singapura, Kamis (12/4).

Berbagai prestasi yang diraih anak bangsa itu membuat Ketua DPR Bambang Soesatyo menyatakan, hal tersebut membuktikan bahwa sebenarnya kualitas pendidik dalam negeri tidak kalah dengan dosen luar negeri. Bambang Soesatyo menyampaikan hal tersebut terkait dengan adanya wacana untuk "mengimpor" dosen luar negeri yang diharapkan dapat meningkatkan reputasi pendidikan nasional di tingkat dunia.

Menurut politisi Partai Golkar itu, sebenarnya kemenangan yang telah diraih anak bangsa telah membuktikan bahwa kualitas mahasiswa Indonesia tidak kalah dengan negara lainnnya serta sudah diperhitungkan dunia internasional.

Jangan kesampingkan Sementara itu, Wakil Ketua DPR Agus Hermanto mengatakan, wacana mendatangkan dosen asing jangan sampai mengensampingkan berbagai dosen di dalam negeri.

Agus mengingatkan sudah cukup banyak dosen di Indonesia yang memiliki kemampuan mumpuni, bahkan beberapa di antaranya sudah mengabdi sampai ke pelosok negeri.

Menurut dia, berbagai dosen nasional yang telah mengabdi sedemikian rupa perlu mendapatkan pujian dari pemerintah.

Politisi Partai Demokrat juga mengingatkan bahwa tidak sedikit guru besar atau profesor seperti dari sejumlah universitas negeri yang "turun gunung" memasuki desa-desa dalam rangka melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Jika tujuan untuk mendatangkan dosen asing untuk pertukaran ilmu dan pengetahuan, lanjutnya, hal tersebut sah-sah saja dilakukan pemerintah. Kendati demikian, kata dia, kalau dosen asing khusus didatangkan untuk mengajar di sini, hal itu perlu dikaji ulang.

Pemerintah berencana menghadirkan tenaga pendidik asing sebagai dampak pelaksanaan Pasal 3 huruf f Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA).

Terkait hal tersebut, Anggota Komisi X DPR Anang Hermansyah meminta pemerintah agar sebaiknya mengkaji dampaknya terlebih dahulu atas dibukanya keran dosen asing masuk ke Tanah Air.

Meski demikian, Anang juga tidak menampik bahwa dengan masuknya dosen asing itu akan terjadi alih pengetahuan dengan baik, tetapi ada dampak turunannya yang perlu untuk dipikirkan mendalam.

Anang memaparkan, berdasarkan data tahun 2014/2015 jumlah mahasiswa di PTN ada sebanyak 1,9 juta, serta di PTS ada 3,9 juta. Ada pun jumlah dosen PTN sebanyak 63.704 dan di PTS 108.067 dosen.

Komposisi mahasiswa dan dosen dari data tersebut memang tampak timpang, namun data tersebut tentu akan mengalami perubahan seiring kebijakan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang cukup ketat, yakni menekankan kepada perguruan tinggi untuk merekrut dosen profesional dengan mendorong keberadaan Nomer Induk Dosen Nasional (NIDN).

Politisi Partai Amanat Nasional itu menyatakan dampak impor dosen tidak sekadar urusan kurangnya tenaga pengajar untuk bidang tertentu saja, tetapi ada aspek lainnya yang juga harus dipertimbangkan, yakni soal ketahanan nasional dan ketahanan budaya.

Seleksi ketat Sementara itu, pengamat pendidikan Universitas Andalas Padang, Sumbar, Ade Djulardi menilai dosen asing yang akan didatangkan ke Indonesia harus diseleksi ketat. Seleksi tersebut, lanjutnya, antara lain menyangkut pertimbangan dana, tujuan perguruan tinggi, kualitas, karakter dan pemikirannya.

Dia mengatakan, pertimbangan pertama terkait anggaran, tentu saja anggaran yang akan disiapkan untuk mengapresiasi kinerja dosen tersebut akan lebih besar dari dosen dalam negeri.

Anggota Komisi V Bambang Haryo Soekartono mengingatkan bahwa hal yang menjadi masalah di Indonesia adalah di dalam litbang berbagai kementerian dan lembaga masih kerap ditemukan tenaga-tenaga yang tidak kompeten di bidangnya.

Politisi Partai Gerindra itu menegaskan, SDM litbang yang ada disetiap kementerian atau lembaga harus dibenahi, agar posisinya dapat diisi oleh orang yang betul-betul kompeten dan mempunyai kapabilitas yang tinggi.

Tingkatkan riset Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menyatakan keberadaan dosen asing di Tanah Air tidak akan mengesampingkan keberadaan dosen lokal karena harus bekerja sama dalam meningkatkan penelitian di kampus tersebut.

Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemristekdikti Ali Ghufron Mukti mengatakan dosen-dosen asing itu nantinya akan membantu dosen dalam negeri dalam hal penelitian, seperti bagaimana cara bikin proposal, cara menulis hingga melakukan penelitian bersama.

Dosen-dosen asing tersebut nantinya akan membagikan pengetahuan bagaimana mengerjakan proposal kemudian melakukan penelitian yang berkualitas, hingga menemukan hal-hal yang baru.

Sementara itu, Perguruan tinggi negeri maupun swasta di kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menyambut positif rencana pemerintah mendatangkan mendatangkan sekitar 200 dosen asing untuk mengajar di Indonesia.

"Itu tidak masalah karena kedatangan mereka dalam rangka pertukaran yang seimbang. Jadi, bukan berarti 'penyerbuan' atau masuknya orang-orang asing ke Indonesia sehingga kita hanya pasif, itu yang enggak bisa," kata Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Jenderal Soedirman Prof Dr Mas Yedi Sumaryadi di Purwokerto, Rabu (18/4).

Ia menilai rencana pemerintah mendatangkan ratusan dosen asing untuk mengajar di perguruan tinggi Indonesia itu pada prinsipnya dalam rangka pertukaran sumber daya manusia (SDM) dosen.

Menurut dia, hal itu dilakukan dilakukan pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan mutu serta pengalaman dosen dan sebagainya, serta bukan berarti masuknya tenaga kerja asing khususnya dosen itu akan menyisihkan dosen-dosen yang ada di negara kita.

Yedi mengatakan kehadiran dosen asing akan memberi pengetahuan baru dari negara mereka dan selanjutnya bisa membuka peluang bagi perguruan tinggi dalam negeri untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri.

Rektor Universitas Gadjah Mada, Panut Mulyono setelah menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (12/4), mengatakan keberadaan dosen asing di universitas negeri Indonesia dapat mendatangkan pendonor riset dari luar negeri mengingat dana riset dari Pemerintah sangat terbatas.

Dengan adanya tenaga kerja asing di bidang pendidikan di Tanah Air, diharapkan dapat terjadi kerja sama yang dapat menguntungkan universitas, khususnya kampus-kampus negeri di Indonesia. (Muhammad Razi Rahman)

Comments

Popular posts from this blog

Stop Work Order Kebun Sawit Cemerlang Abadi

Blangpidie, Aceh, 30/4 (Benhil) - Anggota DPD RI, Sudirman meninjau perkebunan kelapa sawit milik PT Cemerlang Abadi yang ditanam di tanah hak guna usaha (HGU) di Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Minggu. Kedatangan senator asal Provinsi Aceh, Sumatera ke wilayah pedalaman Abdya tersebut untuk melihat langsung kondisi perkebunan kelapa sawit milik PT Cemerlang Abadi yang selama ini dihembus isu lahan HGU ditelantarkan oleh perusahaan. Perusahaan perkebunan kelapa sawit ( Elaeis guineensis ) yang berada di Desa Cot Simantok, Kecamatan Babahrot tersebut terancam tutup lantaran terkendala dengan pemerintah daerah yang tidak bersedia megeluarkan rekomendasi perpanjangan izin HGU. Pemkab Abdya tidak bersedia mengeluarkan rekomendasi perpanjangan izin PT Cemerlang Abadi tersebut dengan alasan lahan HGU yang telah diberikan oleh pemerintah ditelantarkan menjadi hutan belantara oleh pihak perusahaan. Stop work order itu adalah kata yang tepat bagi mereka sepert

Indonesia Harus Siap Hadapi Perang Siber

Jakarta, 19/9 (ProDaring) - Republik Indonesia perlu bersiap-siap dalam menghadapi potensi terjadinya perang siber atau konflik dunia maya karena pada masa ini pertikaian antarbangsa dinilai tidak lagi hanya menggunakan senjata fisik seperti nuklir. "Kita memasuki fase tidak lagi berperang dengan musuh dari luar yang terlihat wujudnya," kata Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dalam rilis di Jakarta, Kamis. Menurut Bambang Soesatyo, saat ini kerap terjadi operasi psikologis dengan berbagai strategi dan menggunakan beragam media sebagai salah satu senjatanya. Selain itu, ujar dia, perang juga tidak lagi melibatkan negara sebagai aktor utama tetapi juga menggunakan lintas aktor dengan spektrum yang lebih luas. Politisi Partai Golkar berlogo pohon beringin rindang itu mengingatkan, maraknya informasi hoaks ( hoax ), pengaburan fakta, ujaran kebencian, hingga pencurian data pribadi merupakan beberapa bentuk konkret perang di masa kini. "Perang digital seperti ini ti

Perusahaan Sawit Tanggulangi Kebakaran Lahan

Sampit, Kalteng, 18/4 (ProDaring) - Perusahaan besar swasta perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, ikut gencar mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. "Tahun 2018 ini kami berharap desa di sekitar perusahaan giat lagi menjaga daerahnya. Bagi desa yang wilayahnya nol atau nihil kebakaran, maka akan kembali kami beri reward, sesuai MoU (nota kesepakatan) pada bulan Juli 2017-Juni 2018 antara pemerintah desa dengan PT Globalindo Alam Perkasa," kata General Manager PT Globalindo Alam Perkasa, Darman di Sampit, Rabu. Darman mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Masyarakat Bebas Api yang dijalankan perusahaan mereka sejak beberapa tahun terakhir. Kegiatan ini salah satu bentuk upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang bahaya api dan membekali tim balakar desa tentang cara penanggulangan kebakaran lahan dan hutan. Masyarakat diharapkan turut mencegah atau meminimalisir kebakaran, khususnya di wila